Minggu, 13 Juni 2010

Sunyi Berkarat


Jiwa-jiwa yang di dalamnya terdapat pedang sunyi yang terhunus
Yang setiap saat bisa menancap jantung dan merobek tirai
Setipis ari tirai itu, karena belum jua hadir sang penyulam rindu.

Bertengger di dahan waktu
Tiada mampu mengurai sunyi
Terdiam mengecap rindu yang mendayu.

Coba menghindarinya dengan berlari
Coba menghalaunya dengan berteriak
Namun masih jua dia menemaniku di sini

Wahai engkau penyulam rindu dengan selendang putih
Cepatlah engkau hampiri dan ambil pedang ini
Tak kuasa lagi aku tertisuk oleh sunyi yang berkarat.

Karena perihnya sudah tiada terkira
Hingga hampir aku tiada sanggup mengerti dan merasa
Mengerti akan kasih sayang dan perhatian manusia.

SunyiBerkarat by Qowa

Sepi


Mendapati diri sendiri
Dalam sunyi siang dan malam
Telah berlalu bulan dan tahun
Tetaplah belum berubah

Bukan tidak berusah
Bukan pula tidak berdo’a
Namun yang didamba jua belum ada
Yang diharap belum jua bersua.

Pernah dulu ada yang menancap di jantung hati
Dengan tulus segalanya aku telah berikan
Sejuta harap bergelantung di sana
Sebab manisnya madu yang semu

Pahit menjadi manis
Asin menjadi tawar
Namun madu menjadi empedu
Terhalang dari yang sebenarnya

Semua hilang
Berlalu bersama kebusukan
Bersama pahit linang air mata
Membekas karat sakit yang terperih

Mungkin itu yang membuat ini terjadi
Meski sungguh ingin lari
Semoga ada tempat
Untuk diri ini tidak kesepian lagi.

Sepi by Qowa






Kubangan Hitam


Menggengam bara keangkuhan jiwa yang tiada padam oleh kata bijak
Terus membakar dan menghanguskan benteng-benteng kelembutan
Apakah karena sungai kasih yang tiada mengalir di bagian jiwa yang terbuang.
Ataukah karena telah terkoyak oleh tajamnya cakar paradigma yang salah…??

Laksana seekor kura-kura yang ingin keluar dari dalamnya sumur jahanam
Yang tiada seorangpun mampu untuk melihat, mengerti bahkan hanya sekedar tahu
Karenakah dia tidak mampu berteriak atau tidak mau berteriak lantang
Hingga tidak tahu sampai kapan akan terus berkubang

Ada sesuatu yang menjerit dan terus berontak untuk keluar dari kubangan ini
Kubangan hitam yang melelahkan dan membuat tubuh semakin lunglai
Adakah tali yang kuat untuk mendaki dan keluar meraih dataran
Hingga bisa berlari, berteriak menyongsong gemilang masa depan…

Kubangan Hitam by Qowa.

Selasa, 01 Juni 2010

Profil Micheal Heart


Lagu we will not go down sangat cepat menyebar, mendunia, termasuk di Indonesia. seperti yang dilaporkan detik.com, Sang pencipta dan komposer lagu yang membuat orang merintih dan menangis ini adalah Michael Heart. Pria bernama asli Annas Allaf ini merelakan lagunya untuk diunduh secara gratis, namun dia menganjurkan orang-orang sejagat untuk memberi donasi kepada warga Palestina.

Michael Heart lahir di Syiria. Kehidupannya sangat bernuansa multikultural karena dia hidup dan besar di berbagai negara. Lahir di Syiria, besar di Swiss dan Austria, serta Timur Tengah dan saat ini tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat. 

Dalam profil pribadi di situs Michael Heart, www.michaelheart.com, tak dijelaskan apa agama dari sang musisi. Yang jelas, dia benar-benar sangat pilu melihat jatuhnya banyaknya korban tewas dan luka-luka akibat agresi Israel, terutama anak-anak dan perempuan. Memang, kasus krisis Israel-Palestina, dipandang bukan masalah agama, namun krisis kemanusiaan, meski mayoritas korban adalah kaum muslim.

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
 

Bait lagu ini memperlihatkan bahwa Michael Heart sangat paham dan peduli dengan kesengsaraan rakyat Palestina. Dia tahu masjid-masjid, rumah-rumah dan sekolah-sekolah yang seharusnya tidak diperbolehkan dihancurkan, ternyata juga jadi sasaran bom Israel.

Di Indonesia, lagu ini sudah sangat populer. Diputar di banyak televisi dan menjadi koleksi pribadi banyak orang, ditampilkan dalam bentuk MP3 di blog dan situs-situs jejaring sosial. Michael Heart memang menggratiskan lagu yang luar biasa ini untuk didowload oleh orang-orang seantero dunia. Dia berpesan dalam situsnya:

“I have decided to make the song available free of charge. I would like to request that after downloading (.mp3) the song from this page, you kindly donate directly to a charity or an organization dedicated to alleviate the suffering of the Palestinian people".
Dalam komentar di berbagai blog dan mailing list, semua orang sangat memuji lagu buatan Michael Heart. Michael Heart dinilai bisa membawa orang-orang di dunia merasakan pedihnya penderitaan yang dialami rakyat Palestina. Lagu ini menggugah manusia untuk menengok ke Palestina dan membantu warga Palestina.
Michael Heart merupakan musisi serba bisa yang menguasai banyak genre, meski baru-baru ini dia merilis album pop/rock. Dia memulai belajar musik pada umur 10 tahun dengan bermain piano dan gitar. Setelah menamatkan sekolahnya di bidang audio engineering dari Full Sail (sekolah rekaman), dia kemudian pindah ke Los Angeles pada 1990 dan telah belerka selama 18 tahun bekerja pada di studio lokal sebagai gitaris dan recording engineer.

Michael juga lancar berbahasa Prancis, sehingga dia bisa dimudahkan dalam bekerja di studio bersama artis-artis Prancis, seperti Calogero (The Charts), Marc Lavoine dan Veronique Sanson. Dalam berbagai album rekaman, Michael Heart seringkali tertulis sebagai nama aslinya Annas Allaf.

Michael Heart sangat senang bisa mempersembahkan lagu untuk anak-anak dan rakyat Palestina. Berikut lirik We Will Not Go Down (Song For Gaza) yang sangat menyentuh hati itu.

Aksi Demo Mengutuk Serangan Israel Merebak

 
01/06/2010 17:49
Liputan6.com, Jakarta: Gelombang kecaman terhadap Israel terus meluas di berbagai daerah di Tanah Air. Di Jakarta, Selasa (1/6), ratusan orang dari berbagai elemen dan organisasi massa menggelar aksi protes atas serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara, salah satu kapal armada misi kemanusiaan Freedom Flotilla.

Sembari membawa spanduk dan poster berisi kecaman terhadap Israel, sedikitnya 400 orang dari sejumlah elemen mahasiswa dari berbagai kampus di Ibu Kota menggelar aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia. Selain mengecam kebiadaban tentara Israel, para pengunjuk rasa sempat menggelar salat gaib mendoakan para relawan.

Tak hanya itu, di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, ratusan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memprotes keras serangan biadab Israel terhadap konvoi kapal relawan kemanusiaan bagi Palestina di perairan internasional. Dalam unjuk rasa ini, mereka juga membawa anak-anak dan keluarga.

Di Bandung, Jawa Barat, protes kebiadaban Israel digelar ratusan orang yang tergabung dalam Solidaritas Kemanusiaan untuk Palestina. Demonstrasi tersebut digelar di depan Kompleks Gedung Sate, Bandung. Para pengunjuk rasa menuntut ketegasan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadili Israel dalam pengadilan Mahkamah Internasional serta memberikan sanksi seberat-beratnya.

Sementara di Yogyakarta, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia juga turun ke jalan memprotes kebiadaban Negeri Zionis. Aksi tersebut diwarnai dengan cap tangan merah sebagai bentuk kemarahan dunia.

Di Solo, Jawa Tengah, aksi mengecam kekejaman Negeri Yahudi digelar ratusan muslim yang tergabung dalam Jamaah Anshorut Tauhid dan dihadiri Amir Jamaah tersebut, yakni Ustad Abu Bakar Ba`asyir. Dalam aksinya, mereka mengecam kebiadaban Israel terkait penyerangan secara brutal dan sangat tidak berperikemanusiaan terhadap kapal Mavi Marmara di 62 kilometer lepas Pantai Gaza.

Tak ketinggalan pula di Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan membawa sejumlah bendera bertuliskan kalimat lailahaillah serta sejumlah poster kecaman terhadap Israel, massa Hizbut Tahrir Indonesia Makassar turun ke jalan. Mereka turut mengecam serangan Israel dan meminta dunia Islam bersatu melawan Zionis.(BJK/ANS)

We will not go down (Song for Gaza) With Lyrics