Minggu, 18 April 2010

Kerasnya Mertopolitan.

       Betapa cobaan yang engkau alami saat ini begitu berat kawan. Hidup di kota metropolitan yang keras dan setiap saat akan menggilas setiap jiwa yang rapuh dan tak berdaya. Sikap hidup yang nafsi-nafsi membuat solidaritas di sini sulit untuk ditemui, bahkan dari kawan sendiri.
       Aku mengerti perasaanmu, keadaanmu dan derita yang kau rasa saat ini. Namun apalah dayaku, hanya bisa mendengar keluh kesahmu, hanya bisa menyaksikan engkau tertaih menepaki jalanan jakarta yang panas dan penuh duri.
       Aku mengerti karena memang keadanku saat ini kurang lebih sama sepertimu. Namun demikian aku terus berdo'a untukmu dan untukku, karena hanya itu yang bisa aku berikan.Semoga ini adalah jalan menuju keindahan di masa yang datang.Karen aku yakin Tuhan Maha penyayang.
     Terahir aku ingin engkau membaca, merenung dan melakukan kutipan dari sebuah buku yang semalam aku baca ini:

"Dengan menyadari dan meyakini bahwa Tuhan selalu bersedia membantu menyelesaikan  segala permasalahan kehidupan, akan sudah cukup membuat pikiran kembali jernih dan menjadikan hati bagai samudra tanpa ombak".

"Harapan adalah sebuah awal. Tapi bila berhenti hanya pada harapan, maka kaki kita hanya berpijak,bukan melangkah" 
(Ust.Yusuf Mansyur).

       Demikian kawan aku yakin dan percaya bahwa engkau adalah seorang lelaki yang kuat dan pantang menyerah dalam menantang kerasnya kehidupan, pun aku percaya engkau dapat berteriak lantang setegar karang.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar